Sosial

SIANTAR HOTEL DALAM KENANGAN

siantar2

siantar7siantar3Jam 2 malam, kamis pagi 27 Oktober 2016  saya sampai di Siantar Hotel, setelah perjalanan sekitar 3 jam dari Kualanamo airport Medan, dengan jarak tempuh sekitar 120 km. Ketertarikan saya menginap di Siantar Hotel bukan sekedar tariff kamar relative tidak terlalu mahal dibandingkan dengan hotel-hotel baru yang banyak bermunculan di Siantar. Tetapi lebih karena kesan suasana yang sejuk, halaman yang luas, penghijauan yang lumayan, dan didepannya ada taman kota yang setengah terurus dengan pohon – pohon tua yang masih asri, sangat baik untuk jogging walapun tempat jalan untuk jogging tidak begitu rata, sehingga lebih berhati-hati tersandung batu jika sedang berjaln kaki, terutama bagi saya yang sudah setengah umur ini.

Siantar Hotel punya sejarah panjang sepanjang republik ini. Dulu dijaman belanda hotel tersebut teurtama lobbyny a sering digunakan untuk konkow-konkow annemer belanda dari perkebunan sekitar. 25 tahun yang lalu saya sering duduk-duduk ngopi dengan menu pisang goreng yang lezat dan secangkir kopi sambil diskusi dengan tokoh-tokoh  masyarakat dan aktivis pemuda Siantar, dengan semangat yang sama untuk membangun Siantar yang bersih dan kota Adipura. Alhamulillah Siantar pernah mendapatkan Adipura dikepemimpinan Walikota Zulkifli Harahap.

Kembali ke Siantar Hotel yang sering saya menginap jika ke Siantar, tidak ada yang berubah dari dulu sampai sekarang. Mulai dari resepsionist jangan dibayangkan dilayani gadis cantik yang segar, tapi pria yang hampir baya dengan logat batak yang masih kental, dan bagi saya hal tersebut menjadi sesuatu nostalgia membangun kembali kenangan saya sewaktu bertugas di Siantar 25 tahun yang lalu. Suasana dan bangunan hotel tidak berubah, dikamar hotel khususnya di kamar mandi, sepanjang setahu saya ada yang unik yaitu menyediakan gayung plastik disetiap kamar  mandi, mungkin masih ada yang mandi pakai gayung he he, menarik bukan?.

Kalau kita kerestoran, menu standar tidak berubah ada nasi goreng, telor ceplok, mie goring , ada uga roti bakar, dengan ruang restoran yang masih menjaga keutuhan asli interiornya, nya artinya kita kembali teringat sarapan pagi 25 tahun yang lalu, sungguh memberikan kenangan yang tetap terjaga.

Luasnya halaman, rimbunnya pepohon, kesejukan lingkungan, dan ketenangan lingkungan karena jauh dari jalan ramai, dan taman yang luas di depan hotel, suatu dukungan lingkungan yang sangat berharga yang dimiliki Siantar Hotel, tetapi fasilitas kamar, fasilitas restoran, pelayanan (service), belum tersentuh dengan maksimal,  dan dikhawatirkan fasilitas yang terbatas tersebut akan menjadikan Siantar Hotel semakin kalah bersaing dengan beberapa hotel baru yang ada di Siantar.  Sebagai hotel yang mempunyai nilai Heritage yang tinggi, sudah saatnya pemerintah memberikan dukungan untuk mensupport restorasi Hotel tersebut. Jangan sempai jatuh ke tangan pihak asing dalam situasi ketrbukaan ekonomi global melalui MEA.  Semoga. (CHHS).

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top