Kesehatan

Pabrik Obat Murah

obat

Dr. Emir Soendoro, SpOT menginginkan adanya pabrik obat murah di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak. Pelayanan kesehatan bisa dilakukan sebaik mungkin atau tidak ada lagi keluhan adanya kelangkaan obat, obat palsu dan harga obat mahal. “Kita bisa melakukan hal itu berdasarkan pengalaman saya lama bertugas sebagai Dokter Angkatan Laut (AL). AL memiliki pabrik farmasi sendiri yaitu industri farmasi Lembaga Farmasi Angkatan Laut (Lafial) Drs Mochamad Kamal berdiri sejak tahuyn 1950. Non Profit Oriented.”

Khusus produksi untuk TNI AL beserta keluarganya dan instansi lain yang terkait. Lembaga kefarmasian matra laut nasional yang profesional ini menggunakan dana Anggaran Pembangunan Belanja Negara (APBN).” Dr. Emir Soendoro, SpOT ditemui dikediamannya di bilangan Pondok Indah, Jakarta, Rabu malam (26/10) berkaitan adanya keluhan rumah sakit tentang kurang lancarnya persediaan obat, obat palsu dan harga obat yang mahal.

Semua keluhan itu banyak dialamatkan pada dokter. Menjawab pertanyaan, sebenarnya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bisa membangun pabrik farmasi karena BPJS punya uang. Nah, kalau BPJS hanya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan sulit berurusan soal produksi, distribusi, merk. Menurut Emir, sebaiknya BPJS setingkat kementerian coordinator untuk bisa berkoordinasi dengan kementerian perdagangan, soal distribusi, kementerian perindustrian, soal izin ini itu. Bila BPJS ingin membuat pabrik farmasi setidaknya dengan Instruksi Presiden, baru bisa terlaksana dengan baik. Walau bahan baku didapatkan dari impor dan dalam negeri, kita bisa menyediakan di dalam negeri dengan mengerahkan pada masyarakat untuk membudidayakan tumbuhan obat yang diperlukan.

Kini tersedia bioteknologi untuk menjamin mutu tumbuhan obat sehat dan ramah lingkungan, tegasnya. Kesehatan menurut Undang-Undang RI No 36 tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial dan ekonomis. Artinya kerja dokter tidak hanya seputar obat fisik seperti selama ini. Masih banyak yang harus dikerjakan dokter seperti mencegah bagaimana mengajarkan kepada masyarakat mencegah lebih dini agar penyakit tidak terjadi. Lingkungan yang sehat.

Teramat parah kata Emir, apabila terjadi penyakit sosial dan penyakit ekonomi akibat kemiskinan yang berkepanjangan serta stres dengan adanya jurang menganga antara si kaya dengan si miskin, mengutip pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani: Satu persen penduduk Indonesia menguasai 50 persen aset negara.

Penyediaan obat murah ditahap awal bila dipandang sudah mendesak, selain usaha pemerintah yang sudah ada selama ini tentang obat generik. Dengan Instruksi Presiden kepada pabrik farmasi milik TNI ( AL, AD, AU) dan Kepolisian diminta memperbesar kapasitas produksi selain untuk kebutuhan internal TNI dan Kepolisian, selebihnya untuk kepentingan masyarakat banyak. Seperti diketahui selain Lembaga Farmasi Angkatan Laut (LAFIAL) Drs. Mochamad Kamal, Apt berdiri dimulai tahun 1950 sebagai Lembaga Kefarmasian Matra Laut Nasional yang Profesional. Melaksanakan produksi bekal kesehatan untuk kebutuhan anggota TNI AL beserta keluarganya. Produksi yang dilaksanakan Lafial menggunakan dana APBN. Jauh sebelumnya Lembaga Farmasi Angkatan Darat (Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan AD (Lafiad Diteksad) lembaga yang berdiri sejak zaman Belanda. Cikal bakal Lafi Ditkesad dari Militaire Scheekundeg Laboratorium (MSL) yang didirikan pada tahun 1818 di Jakarta. Lafi Diteksad menjadi salah satu lembaga produksi memenuhi kebutuhan obat yang bermutu bagi TNI untuk prajurit dan PNS TNI AD serta keluarganya. Ada lagi lembaga farmasi TNI AU Drs. Roostyan Effendi dan Bidang Kefarmasian di Kepolisian. [Editor Ahmad Gazali].

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top