Opini

Kenapa Orang Kerinci Disebut “Rangkayo” ?

1915298_1680446298900110_3241815545561000506_n

Oleh Ahmad Gazali*

Negeri ditengah hutan belantara ( Taman Nasional Kerinci Seblat) Kabupaten Kerinci dan Kota Sei Penuh. Berjarak kurang lebih 500 km dari kota Padang begitu pula dari Kota Jambi. Jarak Padang-Kerinci sekitar 250 km. Panggilan untuk yang lebih tua atau dihormati Rangkayo.

I-Tsing seorang pendekar Shaolin datang ke daerah ini entah abad ke IX atau XII masih belum jelas. Dia memberi nama Kerinci dengan julukan Kin Cui atau emas diatas bukit atau huma diatas bukit. Untuk datang ke daerah ini zaman itu tidaklah mudah. Hanya para pendekarlah yang mampu menembus hutan belantara yang banyak binatang buasnya.

Di tahun 1945 saja penduduk Kerinci baru sekitar 25. 000 jiwa. 1905 Belanda membawa 45.000 orang untuk dipekerjakan membuka kebun teh dan kina di Kayu Aro. baru 1920 teh dan cina diproduksi bersamaan dengan diresmikannya pelabuhan teluk bayur (Emma Haven) Padang.

Sebelumnya I-Tsing pernah 6 tahun di Lintau Kab Tanah Datar Sumatera Barat sekarang. Dia belajar Ko lun pei (Silat Kepulauan). Daerah itu diberi nama oleh I-Tsing, Shao lin Tau. Mengumpulkan petatah petitih yang bernilai sastra. Setelah kembali ke Shaolin, para murid yang sudah lulus ujian, siap terjun ke masyarakat Cina diberi Syair bukan gerak. I-Tsing juga memberi nama Si lung kang (naga sembilan gunung ) untuyk Silungkang dekat Sawahlunto Sumatera Barat.

Sejarawan menganggap suku Kerinci tergolong tua di nusantara. Keterbatasan kita mengungkap kembali hal-hal seperti ini untuk diambil nilai-nilai esensial kemanusiaan karena kurangnya penelitian yang sungguh-sungguh sudah tak rahasia lagi dana penelitian minim. Manusia belum dimasukkan sebagai situs dalam dunia pengetahuan. Situs baru diartikan benda pusaka.

Dalam adat Sakti Alam Kerinci disebut Kabupaten Kerinci dan Kota Sei Penuh sekarang Kerinci rendah walau berada di dataran tinggi. Kerinci tinggi kawasan Serampas Sei Tenang Kab Bangko walau di dataran rendah. Awalnya Minangkabau itu pulau Sumatera atau Pulau Pertja. Inti Minangkabau Wilayah Sumatera Bagian Tengah ( Sumbar, Riau, Riau Kepulauan, Jambi, Bengkulu).

Yang ada sekarang misalnya Orang Minang Tanah Datar, Orang Minang 50 Kota, Orang Minang Luak Agam dst. Panglima Perang Adat Alam Minangkabau Cindua Mato atau Anggun Cindai nan Gurawan datang ke kapala suku untuk memastikan sudah bersahadat “Ashadu’lahilahaillah, waashadu’anmuhammadarasulallah” atau belum. Kalau belum di sahadatkan. Senjatanya adalah pedang dua jari yaitu AlQur’an dan Sunnah.

Kalau di Sumatera Barat ada Datuk sistem kenabian atau keturunan biologis dari Nabi Adam AS dan Pangulu menganut sistem kerasulan karena kita dengan Muhammad Rasul Allah adalah keturunan ilmu. Orang Minang ber-kaum, Orang Kerinci ber-kalbu, Orang tanah pilih Jambi Orang batin.

Dalam traktat Sitinjau Laut Emas seemas tinggal di Kerinci, Undang pulang ke Minangkabau, Teliti balik ke Jambi. Emas Seemas, Undang dan Teliti adalah Adat Basyandi Syarak, Syarak Basyandi Kitabullah. Dalam Sakti Alam Kerinci, pemimpinnya dinamakan Depati. Dalam diri Depati Datuk Ya, Pangulu Ya. Dataran tinggi Kerinci bertanah subur karena setiap waktu Gn Kerinci mengeluarkan abu. Rumah Gadangnya beratap ijuk dan berdiding batang padi, lihat lagu Rumoh Gedeang

Kaya ilmu karena ada perguruan tinggi Islam di Gua Kasah abad ke-VII, Suku tertua banyakl pengalamannya, tanahnya subur melimpah hasil pertaniannya. Jadi kaya pengalaman, kaya ilmu dan kaya harta. Abad ke -VI berdiri akademi Budha Sakyakirti di Palembang

Alm Anas Malik sewaktu jadi Bupati Padang Pariaman sering berpidato : Kalau mau kaya datanglah ke Kerinci, setiba di Kerinci dipanggil Rangkayo. Itu saja !

*Penulis adalah Konsultan Pertanian terpadu Berbasisi Bioteknologi, berdomisili di Bogor.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top